Saturday 24 October 2015

Kewirausahaan 1

Profil Wirausaha
Menurut Roopke, kewirausahaan rutin yaitu wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-hari yang menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi.

Berbagai Macam Profil Wirausaha

 Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:13), jika diperhatikan entrepreneur
yang ada di masyarakat sekarang ini, maka dijumpai berbagai macam profil.

1. Women Entrepreneur
 Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka
menekuni bidang bisnis ini disorong oleh faktor-faktor antara lain ingin
memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga,
frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

2. Minority Entrepreneur
Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki
kesempatan kerja di lapangan pemernitahan sebagaimana layaknya warga negara
pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu
yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah , mereka juga berniat
mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka ini makin lama makin maju, dan
mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

3. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk
memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam
pekerjaan yang bersikap non-formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan
sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

4. Part Time Entrepreneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part-time merupakan
pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part-time tidak
mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah
kantor mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau
mengembangkan suatu hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendatangkan
keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti
menjadi pegawai dan beralih ke bisnis yang merupakan hobinya.

5. Home-Based Entrepreneurs
Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari
rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan,
mengirim kue-kue ke toko eceran di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin
lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang bisa
masak. Kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.

6. Family-Owned Business
 Sebuah keluarga dapat memulai membuka berbagai jenis cabang dan
usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah
usaha bapak ini maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua
perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya
berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini bisa dikembangkan
atau dipimpin oleh anak-anak mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan kerja
pada saat ini maka kegiatan semacam ini perlu dikembangkan.

7. Copreneurs
 Copreneurs are entrepreneurial couples who work together as co-ownners of
their businesses. (Copreneurs adalah pasangan wirausaha yang bekerja bersama
– sama sebagai pemilik bersama dari usaha mereka).
Copreneurs ini berbeda dengan usaha keluarga yang disebut sebagai usaha Mom
and Pop ( Pop as “boss” and Mom as “subordinate” / Ayah sebagai pemimpin dan
Ibu berada di bawah kekuasaan Ayah).
Copreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan
atas keahlian masing-masing orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat
menjadi penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis-bisnis yang sudah ada.


Wirausahawan Wanita (Women Entrepreneur)
 Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:13), meskipun telah diperjuangkan
selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi di
tempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dalam
menawarkan peluang di bidang ekonomi baik pekerjaan maupun kewirausahaan.
Seorang penulis mengatakan, “Kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana
jeans, di mana si sini wanita dapat mengembangkan impian maupun harapan
terbesarnya”. Semakin banyak wanita yang menyadari bahwa menjadi wirausahawan
adalah cara terbaik untuk menembus dominasi pria yang menghambat peningkatan
karier waktu ke puncak organisasi melalui bisnis mereka sendiri.

 Faktanya, wanita yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria.
Meskipun bisnis yang dibuka oleh wanita cenderung lebih kecil dari yang dibuka
laki-laki, tetapi dampaknya sama sekali tidak kecil. Perusahaan-perusahaan yang
dimilki wanita memperkerjakan lebih dari 15,5 juta karyawan atau 35 persen lebih
banyak dari semua karyawan Fortune 500 di seluruh dunia. Wanita memiliki 36
persen dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih lambat
daripada perusahaan yang dimiliki pria, wanita pemilik bisnis memiliki daya hidup
lebih tinggi daripada keseluruhan bisnis. Meskipun 72 persen bisnis yang dimiliki
wanita terpusat dalam bidang eceran dan jasa (seperti juga kebanyakan bisnis),
wirausahawan wanita berkembang dalam industri yang sebelumnya dikuasai laki-laki,
seperti pabrik, konstruksi, transportasi dan pertanian.

Faktor – Faktor Penghambat Wanita Berwirausaha

Faktor-faktor yang menghambat wanita untuk menjadi wirausahawan antara lain :

1. Faktor kewanitaan
Sebagai seorang ibu rumah tangga ada masa hamil dan menyusui sehingga agak
mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan
wewenang/tugas kepada karyawan/orang lain. Tentunya pendelegasian ini
mempunyai keuntungan dan kerugian. Jalannya perusahaan tidak akan persis
sama bila dipimpin oleh pemilik sendiri, jadi ada dua kemungkinan, lebih baik
atau lebih buruk.

2. Faktor sosial budaya dan adat istiadat
Wanita sebagai ibu rumah tangga, bertanggung jawab penuh dalam urusan
rumah tangga. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian
penuh, dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yang
dilakukan oleh wanita tidak sebebas yang dilakukan laki-laki. Wanita tidak
bebas melakukan perjalanan ke luar kota, acara makan malam dan sebagainya.
Begitu juga dengan anggapan dan kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa
suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga suatu
usaha berkembang menjadi suatu usaha yang besar.

3. Faktor emosional
 Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa
merugikan. Misalnya dalam pegambilan keputusan, karena ada faktor emosional
maka keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam
memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi
hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi.

4. Faktor administrasi
 Faktor administrasi yang berbelit merupakan satu faktor yang sangat menghambat
wanita dalam memulai membuka usaha. Menurut penelitian dari Proyek
Peningkatan Peran Usaha Swasta (Private Enterprise Participation Project) tentang
wanita pengusaha di Indonesia pada tahun 2003 menyebutkan, fakta bahwa 35 %
wanita mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman. ()

5. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor penghambat wanita berwirausaha.
Data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik mengenai tingkat pendidikan yang
diperoleh pengusaha profil industri skala kecil dan kerajinan pada 2002 sangat
mengecewakan karena perbedaan tingkat pendidikan antara wanita dan pria sangat
timpang dan didominasi oleh kaum pria. Hal tersebut menjadi salah satu alasan
mengapa women entrepreneur sulit berkembang.

PROFIL WIRAUSAHAWAN

Ø  Mengejar Prestasi

            Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk  itu mereka lebih memili bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cendrung untuk berfikir cermat serta berfokus pada visi jangka panjang tentang bisnis.

Ø  Berani Mengambil Resiko

            Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan besar kecilnya resiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.

Ø  Mampu Memecahkan Masalah

            Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi.

Ø  Rendah Hati

            Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambing-lambang keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang,namun mereka menolak apabila pujian yang ditujukan kepada mereka.

Ø  Bersemangat

            Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha.

Ø   Memiliki Rasa Percaya Diri

            Wirausahawan adalah orang yang memilki percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin bagi mnereka sendiri.

Ø   Menghidari Sifat Ceneng

    Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinya hubungan akrab dengan kawan atau anggota keluarga.
  
Ø  Mencari Kepuasaan Diri

   Karena Wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat tehadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan aktivitas manjemen organisasi tradisional sehingga pada umunya mereka mengalami kesulitan dengan waktu kerja apabila bekerja untuk suatu perusahaan.


No comments:

Post a Comment